Royole Technologies, Pembuat Ponsel Layar Lipat Gulung Tikar

Bossmoonvape – Royole Technologies, perusahaan yang di kenal sebagai pembuat ponsel layar lipat pertama di dunia, baru saja di nyatakan bangkrut. Meskipun pernah menjadi pionir dalam teknologi display foldable. Kondisi keuangan Royole kini mengalami kemunduran yang signifikan. Pengadilan Kota Shenzhen, China, pada 18 November 2024 mengumumkan bahwa perusahaan tersebut tidak dapat membayar utangnya dan asetnya tidak mencukupi untuk menutupi seluruh kewajibannya. Ini adalah akhir dari perjalanan panjang perusahaan yang pernah di anggap sebagai pelopor dalam industri ponsel layar lipat.

Dari Pionir Teknologi hingga Keterpurukan Keuangan

Royole Technologies mulai dikenal luas di dunia teknologi setelah meluncurkan ponsel layar lipat pertama, Royole FlexPai, pada tahun 2018. Perangkat ini di jual secara umum pada 2019 dan menampilkan layar AMOLED berukuran 7,8 inci dengan resolusi 1440p. FlexPai adalah inovasi besar di dunia smartphone, memanfaatkan desain layar lipat yang memungkinkan pengguna untuk membuka dan menutup layar perangkat seperti buku. Sayangnya, meskipun menjadi pionir, FlexPai kalah bersaing di pasar dengan produk-produk foldable dari pemain besar seperti Samsung dan Huawei.

Keputusan pengadilan untuk menyatakan Royole bangkrut datang setelah penelusuran terhadap aset dan tanggung jawab perusahaan yang tidak dapat di penuhi. Sejak Juni 2024, rumor mengenai kebangkrutan Royole mulai tercium. Setelah Pengadilan Kota Shenzhen menerima kasus likuidasi kebangkrutan yang di ajukan oleh pihak perusahaan. Kasus ini melibatkan beberapa anak perusahaan Royole, termasuk Royole Display Technology dan Royole Electronic Technology, yang juga menghadapi masalah serupa.

“Baca Juga Di Aplikasi BMV Khilafers”

Inovasi dan Prestasi yang Tidak Cukup Menghindarkan Kejatuhan

Meski demikian, Royole bukan hanya di kenal sebagai pembuat ponsel layar lipat pertama. Mereka juga mencatatkan sejumlah prestasi penting dalam dunia teknologi fleksibel. Perusahaan ini berhasil menciptakan layar fleksibel berwarna tertipis di dunia, serta dasbor mobil melengkung pertama berbasis elektronik fleksibel. Tak hanya itu, mereka juga meluncurkan papan tulis pintar pertama ber basis sensor fleksibel, menandakan bahwa Royole memiliki inovasi yang luar biasa di sektor di splay.

Pada tahun 2019, Royole bekerja sama dengan desainer terkenal Louis Vuitton untuk meluncurkan tas tangan dengan layar fleksibel. Pada tahun yang sama, Royole berhasil menembus daftar China New Economy Unicorn 200 dan menduduki peringkat ke-12 dengan valuasi mencapai USD 6 miliar. Semua pencapaian ini menunjukkan bahwa Royole memiliki potensi besar, tetapi sayangnya, kesuksesan besar tersebut tidak dapat menghindarkan mereka dari krisis keuangan yang akhirnya berujung pada kebangkrutan.

Menghadapi Dominasi Vendor Besar di Pasar Foldable

Meskipun Royole memimpin di pasar ponsel layar lipat pada awalnya, mereka tidak dapat mempertahankan posisinya di pasar yang semakin kompetitif. Produk mereka kalah populer di bandingkan dengan perangkat foldable yang di keluarkan oleh Samsung dan Huawei, yang memiliki sumber daya lebih besar dan kapasitas produksi yang lebih kuat. Bahkan dengan status sebagai pelopor, Royole kesulitan untuk mempertahankan daya tarik pasar di tengah persaingan yang semakin ketat.

Kini, kebangkrutan Royole menunjukkan bahwa inovasi saja tidak cukup untuk menjamin kesuksesan dalam industri teknologi yang sangat dinamis. Ke depan, perusahaan-perusahaan lain yang memiliki sumber daya yang lebih besar, seperti Samsung dan Huawei, akan terus mendominasi pasar ponsel layar lipat, sementara Royole menjadi bukti bahwa meski menjadi yang pertama, tanpa manajemen yang kuat dan strategi pasar yang tepat, kesuksesan bisa saja berumur pendek.

“Simak Juga: TTArtisan Luncurkan Lensa Potret Full-Frame”

Scroll to Top