Bossmoonvape – Bayangkan seorang pria yang jatuh cinta begitu dalam pada mi instan hingga menjadikannya makanan utama setiap hari selama 30 tahun! Itulah yang dilakukan Sukosekisai Oyama, pria asal Jepang berusia 65 tahun. Ia mengaku telah mengonsumsi lebih dari 10.000 cup selama tiga dekade terakhir, dan tidak pernah sekalipun melewatkan hidangan favoritnya ini.
Namun, meski kebiasaan ini tampaknya tidak mengganggu kesehariannya, konsumsi makanan ini setiap hari bisa membawa dampak serius bagi kesehatan. Mengonsumsi mi instan sesekali mungkin tidak masalah, tetapi jika dilakukan secara rutin, ada sejumlah risiko yang bisa muncul. Apa saja itu? Simak penjelasannya!
Apa Itu Mi Instan?
Mi instan adalah jenis makanan yang sudah dimasak dan dikeringkan, sehingga hanya perlu diseduh atau dipanaskan sebelum disajikan. Biasanya dijual dalam kemasan cup atau mangkuk praktis, makana ini mengandung tepung, garam, minyak kelapa sawit, serta bumbu penyedap yang sering kali mengandung monosodium glutamat (MSG). Meski praktis, sebagian besar mi instan memiliki kandungan gizi yang rendah dan tidak seimbang. Makanan ini cenderung tinggi kalori, lemak, dan natrium, tetapi rendah serat dan protein.
Dampak Kesehatan dari Mengonsumsinya Setiap Hari
- Risiko Tekanan Darah Tinggi
Salah satu dampak jangka panjang dari makan Mengonsumsinya setiap hari adalah peningkatan risiko tekanan darah tinggi. Mi instan mengandung natrium dalam jumlah besar, yang bisa meningkatkan tekanan darah seiring waktu. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah faktor risiko utama untuk penyakit jantung, stroke, dan kerusakan organ tubuh lainnya. Sebuah studi menunjukkan bahwa konsumsi-nya secara rutin berhubungan dengan meningkatnya risiko sindrom metabolik pada wanita, yang salah satu komponennya adalah hipertensi. - Kenaikan Berat Badan
Meski kemasan mi instan sering menunjukkan jumlah kalori yang tampaknya tidak terlalu tinggi, banyak orang tidak sadar bahwa mereka sering mengonsumsi lebih dari satu porsi dalam sekali makan. Biasanya, satu kemasan-nya mengandung dua porsi, yang setara dengan sekitar 380 kalori. Selain itu, meskipun mi instan mengenyangkan, kandungan gizinya yang rendah seringkali membuat perut cepat merasa lapar lagi setelah makan. Hal ini bisa mendorong kita untuk makan lebih banyak kalori sepanjang hari, yang pada akhirnya berisiko menyebabkan kenaikan berat badan. - Kerusakan Hati
Konsumsi mi instan yang berlebihan juga dapat merusak hati. Banyak bahan dalam mi instan, seperti pengawet, perasa buatan, dan pemanis buatan, digunakan untuk memperpanjang umur simpan dan mempertahankan rasa serta tekstur. Namun, bahan-bahan ini bisa mempersulit proses pencernaan tubuh. Seiring waktu, kerja keras organ pencernaan untuk memecah-nya bisa menyebabkan penurunan fungsi hati, dan dalam kasus yang lebih parah, berisiko menyebabkan sirosis (penyakit hati yang ditandai dengan jaringan parut pada hati). - Risiko Gagal Jantung
Mi instan yang tinggi natrium dan lemak jenuh juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan tekanan darah. Kedua faktor ini meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk gagal jantung. Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah dengan efisien, yang bisa menyebabkan gangguan serius pada kesehatan tubuh. Mengonsumsi-nya setiap hari bisa memperburuk kondisi ini dalam jangka panjang.
Apakah Aman Dikutip Setiap Hari?
Mi instan bisa menjadi pilihan praktis dan murah untuk makan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan, ia bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Secara umum, Mengonsumsinya sesekali tidak akan memberikan efek besar, namun jika dijadikan kebiasaan harian, risiko gangguan kesehatan seperti hipertensi, kenaikan berat badan, kerusakan hati, dan masalah jantung bisa meningkat.
Meskipun Sukosekisai Oyama telah menikmati mi instan selama 30 tahun tanpa laporan masalah kesehatan yang signifikan, ini bukan alasan untuk menganggap kebiasaan tersebut aman untuk diikuti. Kesehatan tubuh kita bergantung pada keseimbangan gizi, dan mengandalkan makanan instan yang tinggi natrium dan lemak tentu tidak ideal untuk menjaga tubuh tetap sehat.
Jadi, meskipun Makanan ini memang lezat dan mudah didapat, ada baiknya kita tetap bijak dalam mengonsumsinya, dan pastikan diet kita tetap mencakup makanan bergizi lainnya untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar.