Bossmoonvape – Indonesia kini tengah menghadapi lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang signifikan. Data terbaru menunjukkan bahwa pada tahun 2024, jumlah kumulatif kasus dengue telah mencapai 217.019. Sebuah angka yang mencatatkan rekor tertinggi sejak 2016. Meski sudah ada berbagai upaya penanggulangan, tantangan besar dalam mengatasi DBD masih terus ada,. Terutama menjelang musim penghujan yang memicu penyebaran lebih luas.
Rekor Kasus Menghadapi Lonjakan DBD dan Dampaknya
Menurut dr. Fadjar SM Silalahi, Ketua Tim Kerja Arbovirosis dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI. Pada minggu ke-45 di tahun 2024, Indonesia sudah mencatatkan 217.019 kasus DBD, dengan Incidence Rate (IR) sekitar 77,55 per 100.000 penduduk. Lebih mengkhawatirkan lagi, tercatat 1.255 kematian yang berhubungan dengan penyakit ini, dengan Case Fatality Rate (CFR) mencapai 0,58 persen. Kasus dengue tersebar di 482 kabupaten/kota di 36 provinsi, sementara kematian akibat DBD terjadi di 259 kabupaten/kota.
Angka-angka ini jelas menunjukkan dan menghadapi lonjakan besarnya ancaman DBD di tanah air. Dan pemerintah kini di hadapkan pada tantangan besar dalam mengurangi angka kasus dan kematian.
“Baca Juga Di Aplikasi BMV Khilafers”
Tantangan dalam Penanggulangan DBD
Salah satu tantangan utama yang di hadapi dalam penanggulangan DBD adalah rendahnya pengetahuan masyarakat tentang tanda dan gejala dini penyakit ini. Banyak kasus terlambat di tangani karena pasien tidak segera mendapatkan perawatan medis, yang sering kali berakibat fatal. Selain itu, masih belum terbentuknya budaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus di kalangan masyarakat juga menjadi penghambat besar. Banyak orang yang beranggapan bahwa penanggulangan DBD adalah tanggung jawab tenaga kesehatan semata. Padahal peran aktif masyarakat sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini.
Inovasi dan Strategi Nasional dalam Penanggulangan DBD
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai langkah inovatif untuk mengatasi masalah ini, termasuk upaya menuju “nol kematian akibat dengue pada tahun 2030”. Salah satu langkah penting adalah pengembangan dan penggunaan dua vaksin dengue yang sudah mendapat izin edar dari Badan POM RI. Selain itu, program pilot implementasi Wolbachia di lima kota, yaitu Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Tangerang, Kota Bontang, dan Kota Kupang. Juga sedang dijalankan untuk mengurangi populasi nyamuk penyebab DBD.
Untuk memperkuat penanggulangan DBD, Indonesia juga telah menyusun enam strategi nasional yang meliputi penguatan manajemen vektor yang efektif dan berkelanjutan, peningkatan kualitas tatalaksana pasien dengue. Serta penguatan surveilans dan manajemen kejadian luar biasa (KLB). Selain itu, pelibatan masyarakat dalam upaya pencegahan harus terus di galakkan, dengan memperkuat kebijakan pemerintah dan kemitraan di berbagai sektor. Inovasi, riset, dan intervensi berbasis bukti juga menjadi landasan penting dalam menyusun kebijakan penanggulangan DBD di masa depan.
Dengan langkah-langkah tersebut, di harapkan Indonesia dapat mengurangi angka kasus dan kematian akibat DBD serta mencapai tujuan untuk mengeliminasi penyakit ini dalam waktu dekat.
“Simak Juga : Menjaga Kesehatan Tubuh Penting Konsumsi Protein Nabati”