Bossmoonvape – Mata uang Korea Selatan, Won, mengalami penurunan tajam hingga mencapai level terendah dalam 16 tahun terakhir. Yang menjadi indikasi jelas dampak krisis politik yang sedang berlangsung di negara tersebut. Pada Jumat, 27 Desember 2024, Won ditutup di level 1.467,5 per dolar AS dalam perdagangan intraday. Mengalami penurunan sekitar 2,7 won dibandingkan dengan sesi sebelumnya. Penurunan ini menandai level terendah Won sejak 13 Maret 2009. Saat dampak krisis keuangan global juga menggerus nilai tukar mata uang Korea Selatan.
Penurunan nilai tukar Won ini terjadi seiring dengan peningkatan ketegangan politik yang semakin memanas di Korea Selatan. Pasca pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol dan ketidakstabilan politik yang menyertainya. Pelaku pasar mulai merespons dengan aksi jual besar-besaran, baik dari investor asing maupun institusional. Selain itu, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh pergantian kepemimpinan di tingkat eksekutif semakin memperburuk situasi ekonomi negara tersebut. Salah satu dampak langsungnya adalah penurunan signifikan pada Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI. Yang turun 1,02 persen dan ditutup pada level 2.404,77.
Krisis Politik yang Memperburuk Situasi Ekonomi Korsel
Melemahnya Won ini dapat di telusuri lebih jauh pada eskalasi krisis politik yang semakin tajam di Korea Selatan. Setelah pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol pada awal Desember 2024 akibat deklarasi darurat militer yang kontroversial. Posisi kepemimpinan negara menjadi semakin rapuh. Han Duck-soo, yang sebelumnya menjabat sebagai Perdana Menteri, di pilih untuk mengambil alih peran sebagai Presiden sementara. Namun. kepemimpinan Han tidak di terima dengan baik oleh berbagai pihak. Terutama oleh anggota parlemen oposisi yang mengkritik kebijakan-kebijakannya terkait dengan proses pemakzulan dan penolakan terhadap pengangkatan tiga hakim Mahkamah Konstitusi.
Ketegangan politik ini semakin meningkat ketika anggota parlemen dari partai yang berkuasa, Partai Kekuatan Rakyat (PPP). Memprotes pengumuman dari Pemimpin Majelis Nasional, Woo Won-shik. Yang menyatakan bahwa hanya 151 suara yang di perlukan untuk meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) pemakzulan terhadap Han Duck-soo. Mosi pemakzulan ini mencuat setelah oposisi menuduh Han sengaja menghindari penyelidikan terhadap tokoh-tokoh yang terlibat dalam pemberontakan serta menangguhkan proses hukum yang berkaitan dengan Presiden Yoon. Pada akhirnya, parlemen Korsel memutuskan untuk memakzulkan Han Duck-soo, dengan seluruh 192 anggota parlemen yang memberikan suara mendukung mosi pemakzulan tersebut.
Semua ketegangan ini menambah ketidakpastian politik yang mempengaruhi kepercayaan pasar terhadap stabilitas ekonomi Korea Selatan. Ketika pasar saham dan nilai tukar mata uang terguncang oleh gejolak politik, investor mulai menarik diri dan lebih berhati-hati. Yang menyebabkan penurunan nilai tukar Won dan fluktuasi yang lebih besar di bursa saham.
“Baca Juga Di Aplikasi BMV Khilafers”
Langkah-langkah Pemerintah Korsel untuk Menstabilkan Pasar
Untuk mengatasi dampak krisis ini, pemerintah Korea Selatan telah mengambil beberapa langkah proaktif guna menstabilkan pasar keuangan dan memitigasi kerugian lebih lanjut. Bank Sentral Korea (Bank of Korea) mulai memobilisasi dana darurat yang besar, senilai 10 triliun won atau sekitar 7 miliar dolar AS, untuk menyuntikkan likuiditas ke pasar. Hal ini di harapkan dapat meredakan ketegangan di pasar saham dan nilai tukar Won, serta mencegah krisis likuiditas yang lebih parah.
Selain itu, Komisi Layanan Keuangan Korea (FSC), yang di pimpin oleh Kim Byoung-hwan. Menyatakan bahwa mereka siap untuk mengerahkan dana stabilisasi pasar kapan saja untuk mengurangi volatilitas yang ada. Langkah-langkah stabilisasi pasar lainnya juga di siapkan. Termasuk pemantauan ketat terhadap mata uang asing dari perusahaan keuangan lokal dan intervensi langsung untuk memberikan likuiditas ke pasar valuta asing bila di perlukan.
Menteri Keuangan Korea Selatan, Choi Sang-mok, juga turut terlibat dengan memberikan jaminan kepada para investor bahwa pemerintah akan mengambil setiap langkah yang di perlukan untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dan nilai tukar mata uang. Dalam upaya untuk meredakan ketidakpastian pasar, ia berjanji bahwa pemerintah akan menyediakan likuiditas tanpa batas jika di perlukan. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani dampak krisis politik terhadap perekonomian dan memastikan bahwa pasar tetap dapat berfungsi secara efektif meskipun tengah di landa ketidakpastian politik yang tinggi.
Proyeksi dan Harapan Masa Depan
Meski dalam kondisi yang sulit, beberapa analis memproyeksikan bahwa nilai tukar Won terhadap dolar AS akan kembali stabil pada bulan depan, meski dengan catatan bahwa ketidakpastian politik yang berkelanjutan dapat membuat Won melemah lebih lanjut hingga menembus level 1.500 won atau bahkan lebih rendah. Krisis politik yang belum berakhir di Korea Selatan menjadi ancaman nyata bagi stabilitas ekonomi jangka pendek. Sehingga keberhasilan langkah-langkah stabilisasi yang di ambil oleh pemerintah sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk meredakan ketegangan politik dan meyakinkan pasar bahwa situasi akan segera membaik.
Secara keseluruhan, meski kondisi saat ini cukup menantang, respons cepat dan terkoordinasi dari pemerintah Korea Selatan memberi harapan bahwa perekonomian dapat bertahan dari dampak krisis politik yang melanda. Jika upaya-upaya ini berhasil, di harapkan pasar dapat kembali stabil dalam waktu dekat, dan Won pun bisa kembali menguat. Namun, keberhasilan ini sangat bergantung pada penyelesaian krisis politik dan pemulihan kepercayaan dari investor dalam jangka panjang.
“Simak Juga: Pasar Seafood Dunia, Peluang Besar Indonesia untuk Garap”