Mantan CEO Google Dukung Larangan Medsos untuk Anak

Bossmoonvape – Mantan CEO Google, Eric Schmidt, yang di kenal sebagai salah satu tokoh penting dalam kesuksesan ponsel pintar dan sistem operasi Android. Kini justru mendukung pembatasan penggunaan ponsel dan media sosial bagi anak-anak. Dalam wawancara dengan BBC pada Jumat (14/2/2025), Schmidt mengungkapkan pendapatnya mengenai dampak teknologi terhadap generasi muda. Meskipun ia adalah bagian dari kemajuan teknologi yang mempopulerkan perangkat mobile. Schmidt menyadari bahwa penggunaan ponsel pintar di kalangan anak-anak perlu di kendalikan untuk melindungi mereka dari berbagai potensi bahaya dunia maya.

Sebagai orang yang memiliki peran besar dalam perkembangan Android sejak Google mengakuisisi sistem operasi tersebut pada 2005. Schmidt mengakui adanya risiko teknologi yang tidak dapat di prediksi. “Saya adalah salah satu orang yang tidak mengerti. Dan saya akan bertanggung jawab bahwa dunia tidak berjalan dengan sempurna seperti yang kami, para ahli teknologi, pikirkan,” ungkap Schmidt. Ia juga menegaskan bahwa meskipun ponsel pintar bisa digunakan dengan aman, penggunaannya harus dimoderasi, terutama untuk anak-anak.

Dampak Media Sosial bagi Tumbuh Kembang Anak

Mantan CEO Google tersebut juga mengomentari inisiatif sejumlah negara yang melarang penggunaan media sosial untuk remaja di bawah usia 16 tahun. Ia mempertanyakan apakah kita sudah terlalu jauh bereksperimen dengan generasi muda dalam penggunaan teknologi. “Mengapa kita menjalankan eksperimen yang sangat besar dan tidak terkendali terhadap orang-orang paling penting dunia. Yang merupakan generasi selanjutnya?” ujar Schmidt dengan tegas. Hal ini menunjukkan kekhawatirannya terhadap dampak jangka panjang media sosial pada kesehatan mental dan fisik anak-anak dan remaja.

Banyak pegiat yang mendukung pembatasan penggunaan ponsel dan media sosial berargumen bahwa perangkat tersebut bersifat adiktif dan dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Studi menunjukkan bahwa penggunaan ponsel yang berlebihan dapat mempengaruhi kualitas tidur, mengurangi interaksi sosial langsung, serta mengganggu aktivitas fisik anak-anak. Ini menjadi salah satu alasan mengapa pembatasan media sosial dan penggunaan ponsel semakin di dorong di banyak negara.

“Baca Juga Di Aplikasi BMV Khilafers”

Tindak Lanjut Pemerintah dan Negara Lainnya

Pemerintah Inggris dan Australia menjadi dua negara yang mulai serius mengatur penggunaan ponsel dan media sosial bagi anak-anak. Pemerintah Inggris, misalnya, berencana melarang penggunaan ponsel di sekolah untuk mengurangi gangguan dalam proses belajar. Meski begitu, studi terbaru yang di terbitkan di jurnal kesehatan The Lancet menunjukkan bahwa larangan ponsel di sekolah tidak selalu berpengaruh pada perilaku atau nilai siswa. Namun, penggunaan ponsel yang berlebihan ternyata berkorelasi dengan nilai yang lebih buruk, kurang tidur, perilaku mengganggu, dan kurangnya aktivitas fisik di kalangan siswa.

Sementara itu, pemerintah Australia sudah lebih dulu mengesahkan undang-undang yang melarang penggunaan media sosial untuk anak-anak di bawah usia 16 tahun. Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengungkapkan bahwa kebijakan ini di terapkan untuk melindungi anak-anak dari bahaya yang mengintai di dunia maya, seperti cyberbullying dan kecanduan digital.

Dengan semakin banyaknya negara yang mulai mengambil tindakan serupa. Pernyataan Eric Schmidt memberikan perspektif baru tentang bagaimana teknologi yang seharusnya mendukung kehidupan manusia. Justru dapat membawa dampak negatif jika tidak di kelola dengan baik. Ini menjadi momentum bagi banyak orang tua, pendidik, dan pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan kembali dampak teknologi pada generasi muda. Dan bagaimana mereka bisa mendapatkan manfaat tanpa merusak keseimbangan hidup mereka.

“Simak Juga: Samsung Galaxy A56, Intip dari Semua Sisi!”

Scroll to Top