Konsumsi Garam yang Terlalu Tinggi di Indonesia

Bossmoonvape – Warga RI konsumsi garam 2 kali lipat lebih banyak dari yang di anjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Yang merupakan salah satu penyebab utama meningkatnya angka penyakit tidak menular di Indonesia. Saat WHO merekomendasikan konsumsi garam maksimal 3 gram per hari. Rata-rata warga Indonesia malah mengonsumsi sekitar 11 gram garam per hari. Konsumsi garam yang berlebihan ini menjadi salah satu faktor utama yang memperburuk kondisi kesehatan masyarakat Indonesia. Yang saat ini tengah berjuang melawan lonjakan kasus penyakit seperti hipertensi, diabetes, hingga obesitas.

Masalah ini pun semakin memburuk dengan pola makan yang tinggi akan garam, gula, dan lemak (GGL), yang banyak di temukan dalam makanan olahan. Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kebijakan Kesehatan, Prof. Asnawi Abdullah. Mengungkapkan bahwa konsumsi tinggi garam ini menjadi perhatian serius karena berkontribusi besar terhadap peningkatan biaya kesehatan. Yang dalam 10 tahun terakhir sudah melampaui Rp 7 triliun. Pemerintah pun mulai mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini. Seperti memperkuat label gizi pada produk makanan dan membatasi iklan produk dengan kandungan garam, gula, dan lemak tinggi.

Dampak Kesehatan dan Meningkatnya Kasus Penyakit Tidak Menular

Konsumsi garam berlebih tidak hanya menyebabkan hipertensi, tetapi juga berhubungan dengan meningkatnya prevalensi penyakit jantung dan stroke. Data menunjukkan bahwa penyakit tidak menular (PTM) telah menjadi penyumbang utama kematian di Indonesia. Dengan angka lebih dari 75 persen dari total kematian nasional. Dr. Sukadiono, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kemenko PMK. Menyoroti bagaimana pola makan yang tinggi GGL ini turut meningkatkan prevalensi obesitas dan diabetes di Indonesia. Tak hanya itu, banyak penderita hipertensi yang tidak mendapatkan pengobatan yang tepat. Hanya sekitar 18 persen dari penderita hipertensi yang menjalani pengobatan yang sesuai, dan hanya 4 persen yang berhasil mengontrol tekanan darah mereka dengan baik.

Fakta ini menunjukkan bahwa meskipun banyak orang mengidap penyakit terkait pola makan yang tidak sehat, pengobatan dan penanganannya masih sangat terbatas. Mengingat rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat dan kontrol kesehatan.

“Baca Juga Di Aplikasi BMV Khilafers”

Langkah Pengendalian Konsumsi Garam dan GGL

Untuk menanggulangi masalah ini, Kementerian Kesehatan telah memperkenalkan beberapa kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi garam dan makanan dengan kandungan gula dan lemak tinggi. Salah satunya adalah memperkuat label gizi pada kemasan produk agar masyarakat lebih mudah memahami informasi yang tercantum dan dapat memilih makanan yang lebih sehat. Selain itu, pemerintah juga membatasi iklan produk tinggi GGL yang menyasar anak-anak, yang berisiko memperburuk pola makan generasi muda.

Pengalaman dari negara-negara lain menunjukkan hasil yang positif dalam mengurangi konsumsi garam. Studi di Finlandia, misalnya, menunjukkan bahwa penurunan konsumsi garam sebesar 30 persen berhasil menurunkan angka kematian akibat stroke dan penyakit jantung sebesar 35 persen dalam beberapa tahun. Sementara itu, kebijakan pajak minuman manis di Meksiko berhasil menurunkan konsumsi minuman manis sebesar 7,5 persen di tahun pertama dan berdampak positif pada penurunan angka obesitas.

Dengan langkah-langkah ini, di harapkan masyarakat Indonesia dapat lebih sadar akan pentingnya pola makan sehat dan mengurangi konsumsi garam serta makanan tinggi gula dan lemak demi kesehatan jangka panjang. Sebab, meskipun mengonsumsi garam dalam jumlah yang wajar penting untuk tubuh. Konsumsi yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan serius yang dapat membebani sistem kesehatan negara.

“Simak Juga: 7 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Merusak Ginjal Tanpa Disadari”

Scroll to Top