Kenaikan Harga Beras Diprediksi Tahun 2025

Bossmoonvape – Seiring dengan datangnya Tahun Baru 2025, masyarakat dihadapkan pada kabar kurang menyenangkan mengenai kenaikan harga beras. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya permintaan serta rendahnya produksi beras dalam negeri. Meskipun demikian, pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) memastikan adanya langkah-langkah untuk mengendalikan lonjakan harga agar tidak terlalu memberatkan masyarakat. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai prediksi kenaikan harga beras di awal tahun 2025.

Penyebab Kenaikan Harga Beras di Awal Tahun

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog, Mokhamad Suyamto, mengungkapkan bahwa kenaikan harga beras pada Januari hingga Februari 2025 di picu oleh defisit produksi beras yang cukup besar, sementara permintaan tetap tinggi. Hal ini terjadi karena pasokan dalam negeri yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, terutama menjelang masa panen raya.

Namun, Suyamto juga menegaskan bahwa meskipun terjadi kenaikan. Lonjakan harga beras pada awal 2025 di perkirakan tidak akan setinggi kenaikan yang terjadi pada awal tahun 2024. Kenaikan yang ada di perkirakan masih dalam batas wajar dan tidak akan terlalu membebani konsumen. Mengingat stok beras cadangan pemerintah masih mencukupi.

“Baca Juga Di Aplikasi BMV Khilafers”

Harga Beras Melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET)

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat bahwa harga rata-rata beras premium saat ini sudah mencapai Rp15.430 per kilogram, sedangkan harga beras medium berada di Rp13.490 per kilogram. Angka-angka ini sudah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang di tetapkan pemerintah. Berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nomor 5 Tahun 2024, HET untuk beras premium seharusnya berkisar antara Rp14.900 hingga Rp15.800 per kilogram. Sementara untuk beras medium antara Rp12.500 hingga Rp13.500 per kilogram.

Meski harga beras telah melampaui HET, Bulog berjanji akan terus memantau pergerakan harga untuk memastikan kestabilan pasokan dan harga beras di pasar. Langkah-langkah pengawasan ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari lonjakan harga yang tidak terkendali.

Langkah Antisipasi Bulog untuk Menjaga Stabilisasi Harga

Untuk menghindari lonjakan harga yang signifikan, Bulog telah menyiapkan berbagai upaya antisipasi. Salah satu program yang di jalankan adalah Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Yang bertujuan untuk mengintervensi pasar jika harga beras naik terlalu tinggi. Selain itu, Bulog juga akan mendistribusikan bantuan pangan berupa beras kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama di wilayah yang mengalami kesulitan pasokan.

Dengan stok cadangan beras pemerintah yang mencapai 2 juta ton, Bulog optimistis dapat menekan lonjakan harga dan menjaga kestabilan pasokan beras di pasar. Hal ini di harapkan dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat, meski ada kenaikan harga beras di awal tahun 2025.

“Simak Juga: Badan Pusat Statistik, Indonesia Impor 38,5 Juta Ton Beras di 2024”

Scroll to Top