Bossmoonvape – Ginjal memiliki peran vital dalam menjaga kesehatan tubuh. Sebagai organ yang berfungsi menyaring limbah dan menjaga keseimbangan cairan tubuh, kondisi ginjal yang sehat sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Namun, banyak orang tidak menyadari bahwa penyakit ginjal bisa berkembang secara perlahan tanpa gejala yang jelas di tahap awal. Oleh karena itu, deteksi dini penyakit ginjal kronis memiliki peran sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut yang bisa berujung pada pengobatan mahal dan komplikasi serius.
Biaya Pengobatan Ginjal Kronis yang Tinggi
Penyakit ginjal kronis (PGK) adalah kondisi progresif yang dapat semakin memburuk seiring waktu. Jika tidak di tangani dengan baik, penyakit ini dapat berkembang menjadi gagal ginjal, yang mengharuskan pasien untuk menjalani cuci darah atau bahkan transplantasi ginjal. Pengobatan penyakit ginjal kronis membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Di Indonesia, menurut penelitian yang di publikasikan oleh ClinicoEconomics and Outcomes Research, penyakit ginjal kronis menduduki peringkat kedua dalam pembiayaan tertinggi BPJS Kesehatan, menghabiskan sekitar Rp 1,9 triliun. Biaya pengobatan ginjal kronis yang sangat tinggi ini juga tercatat dalam berbagai studi, dengan biaya per pasien untuk hemodialisis bisa mencapai lebih dari Rp 840 juta.
“Baca Juga Di Aplikasi BMV Khilafers”
Prevalensi dan Risiko Penyakit Ginjal Kronis
Penyakit ginjal kronis sering di sebut sebagai “silent disease” karena gejalanya tidak muncul pada tahap awal. Banyak orang baru merasakan adanya masalah ginjal memiliki saat penyakit ini sudah berada pada stadium lanjut. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia 2023, prevalensi PGK pada penduduk usia di atas 15 tahun adalah 0,18%. Bahkan, penyakit ginjal kronis kini menjadi penyebab kematian tercepat ketiga di dunia, dan di perkirakan akan menjadi penyebab kematian kelima pada tahun 2040. Di Indonesia sendiri, lebih dari 700 ribu orang terdiagnosis PGK, dan lebih dari 42 ribu jiwa meninggal setiap tahun akibat penyakit ini.
Selain itu, PGK sering kali berhubungan erat dengan penyakit lain seperti di abetes dan gagal jantung. Sebuah studi di Jurnal Cardiorenal Medicine menunjukkan bahwa sekitar 25–40% pasien gagal jantung juga menderita di abetes melitus. Dan hampir setengah dari pasien gagal jantung menderita penyakit ginjal kronis. Kombinasi penyakit-penyakit ini meningkatkan risiko rawat inap dan kematian, membuat pengelolaan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih parah.
Deteksi Dini dan Peran Teknologi dalam Penanganan
Mengingat bahayanya penyakit ginjal kronis dan biaya pengobatannya yang mahal. Deteksi dini menjadi langkah penting dalam mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut. Kolaborasi antara AstraZeneca dan Good Doctor melalui aplikasi kesehatan digital bertujuan untuk mempermudah masyarakat melakukan skrining penyakit ginjal. Dengan menggunakan aplikasi ini, pengguna bisa mengisi beberapa pertanyaan untuk menilai risiko mereka terhadap PGK. Dan dokter dapat memberikan rekomendasi pengobatan yang tepat. Selain itu, aplikasi ini juga menawarkan solusi untuk pengelolaan penyakit ginjal melalui telemedicine. Memungkinkan pasien untuk terus memantau kondisi kesehatannya tanpa harus datang ke rumah sakit secara langsung.
Keuntungan lain dari penggunaan layanan telemedicine adalah kemampuannya dalam memantau kondisi pasien secara berkelanjutan. Sebagai contoh, studi yang di lakukan oleh Good Doctor menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi untuk memantau kadar gula darah pada pasien diabete. Dapat menurunkan kadar gula darah mereka dalam waktu tiga bulan. Hal ini membuktikan bahwa dengan teknologi yang tepat, pengelolaan penyakit kronis, termasuk penyakit ginjal. Dapat di lakukan secara lebih efisien dan efektif.
Dengan deteksi dini dan pengelolaan yang baik. Risiko komplikasi serius akibat penyakit ginjal kronis dapat di minimalkan, serta biaya pengobatan yang tinggi bisa di hindari. Penyuluhan dan pemeriksaan rutin adalah kunci untuk menjaga kesehatan ginjal dan mencegah perkembangan penyakit yang merugikan.
“Simak Juga: Diabetes Melitus Pada Anak Kenali Gejalanya dan Pencegahannya”