Bossmoonvape – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengumumkan penetapan Harga Indeks Pasar (HIP) untuk Bahan Bakar Nabati (BBN) biodiesel dan bioetanol yang berlaku mulai April 2025. Menurut pengumuman yang di sampaikan melalui akun Instagram Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), harga biodiesel ditetapkan sebesar Rp 14.290 per liter, sedangkan harga bioetanol sebesar Rp 13.432 per liter. Penetapan harga ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memastikan stabilitas harga energi terbarukan, yang juga mendukung kebijakan energi nasional.
Penetapan Harga Biodiesel
ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Rp 14.290 per liter untuk bulan April 2025. Penetapan harga ini di dasarkan pada formula yang menggabungkan harga CPO (Crude Palm Oil) serta biaya konversi bahan baku menjadi biodiesel. Dalam perhitungannya, harga CPO KPB Rata-Rata periode 25 Februari 2025 hingga 24 Maret 2025 tercatat sebesar Rp 15.030 per kilogram. Setelah melalui konversi dan penyesuaian dengan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat. Harga biodiesel akhirnya di patok pada angka Rp 14.290 per liter.
Selain itu, ongkos angkut juga menjadi faktor penentu dalam besaran harga jual biodiesel. Biaya pengangkutan di hitung berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam lampiran Kepmen ESDM Nomor 153.K/EK.05/DJE/2024. Dengan demikian, harga jual biodiesel ini akan bervariasi tergantung pada lokasi distribusi dan biaya logistik yang berlaku.
“Baca Juga Di Aplikasi BMV Khilafers”
Penetapan Harga Bioetanol
ESDM Tetapkan Harga Biodiesel juga di sertai dengan penetapan harga bioetanol yang lebih terperinci. Harga bioetanol untuk bulan April 2025 di tetapkan sebesar Rp 13.432 per liter. Perhitungan harga bioetanol ini menggunakan formula yang mengacu pada harga tetes tebu KPB rata-rata selama periode 15 Oktober 2025 hingga 14 Maret 2025, yang tercatat sebesar Rp 2.264 per kilogram. Konversi bahan baku menjadi bioetanol menggunakan faktor 4,125 kg/L. Dan nilai konversi dalam Dolar AS juga berpengaruh dalam perhitungan akhir harga jual bioetanol.
Sama halnya dengan biodiesel, bioetanol juga terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar dan harga bahan baku utama, dalam hal ini tetes tebu. Dengan demikian, penetapan harga ini juga memastikan bahwa bioetanol dapat terus di produksi dengan harga yang kompetitif, mendukung keberlanjutan energi terbarukan di Indonesia.
Dampak Penetapan Harga terhadap Pasar
Penetapan harga biodiesel dan bioetanol oleh ESDM ini tentu saja memiliki dampak yang signifikan terhadap pasar energi terbarukan di Indonesia. Dengan harga yang telah di tetapkan, di harapkan akan ada kestabilan harga bahan bakar nabati di pasar domestik. Keberlanjutan penggunaan BBN dalam sektor transportasi dan industri juga menjadi salah satu fokus utama pemerintah. Yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mempercepat transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan.
Namun, tantangan yang di hadapi adalah bagaimana menjaga kestabilan harga tersebut dalam jangka panjang. Fluktuasi harga bahan baku seperti CPO dan tetes tebu, serta nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Menjadi faktor penting yang akan terus mempengaruhi harga BBN. Oleh karena itu, ESDM Tetapkan Harga Biodiesel dan bioetanol dengan mempertimbangkan berbagai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi produksi dan distribusi bahan bakar nabati ini.
Dengan kebijakan harga yang jelas, di harapkan sektor energi terbarukan di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi lebih besar terhadap keberlanjutan lingkungan dan ketahanan energi nasional.
“Simak Juga: Pasar Saham Asia Anjlok Akibat Tarif Impor Trump!”