Ekspor Batu Bara, Besi-Baja, dan CPO Merosot!

Bossmoonvape – Ekspor batu bara Indonesia pada Januari 2025 mengalami penurunan signifikan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor batu bara tercatat sebesar US$ 2,17 miliar, yang mengalami penurunan sebesar 19,33% secara bulanan dan 9,99% secara tahunan. Penurunan ini mencakup aspek volume dan harga. Salah satu negara tujuan ekspor utama Indonesia, Tiongkok, turut menyumbang penurunan tersebu

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa menurunnya permintaan batu bara dari Tiongkok menjadi faktor utama dalam penurunan ekspor batu bara Indonesia. “Penurunan terjadi ke negara Tiongkok yang merupakan salah satu tujuan utama ekspor batu bara Indonesia,” ujar Amalia dalam konferensi pers pada Senin (17/2/2025). Meskipun begitu, Indonesia tetap berharap adanya pemulihan permintaan pada kuartal berikutnya mengingat peran batu bara yang masih penting bagi kebutuhan energi global.

Ekspor Besi dan Baja Juga Alami Penurunan

Tidak hanya batu bara, ekspor besi dan baja Indonesia juga mengalami penurunan pada Januari 2025. Nilai ekspor besi dan baja tercatat sebesar US$ 2,12 miliar, yang turun 10,41% secara bulanan dan 7,63% secara tahunan. Penurunan ini tidak hanya di pengaruhi oleh faktor volume, tetapi juga harga yang semakin tertekan di pasar internasional.

Amalia menjelaskan bahwa penurunan ini juga terjadi di berbagai negara mitra dagang utama Indonesia. Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan ekspor besi dan baja ini di antaranya adalah melambatnya sektor industri di negara tujuan utama dan adanya ketidakpastian ekonomi global yang berimbas pada daya beli pasar internasional. “Perubahan kondisi pasar global dan dinamika ekonomi menjadi tantangan bagi ekspor besi dan baja Indonesia,” tambah Amalia.

“Baca Juga Di Aplikasi BMV Khilafers”

Ekspor CPO dan Turunannya Turun Signifikan

Sementara itu, ekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan turunannya juga mengalami penurunan yang cukup besar. Pada Januari 2025, ekspor CPO tercatat mencapai US$ 1,44 miliar, yang turun 24,10% di bandingkan bulan sebelumnya dan 16,68% secara tahunan. Penurunan ini terjadi di hampir semua negara mitra dagang utama Indonesia, seperti India, Pakistan, Tiongkok, Amerika Serikat, dan Bangladesh.

Menurut Amalia, penurunan volume ekspor CPO dan turunannya di sebabkan oleh menurunnya permintaan dari negara-negara tersebut. Yang di pengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi, mulai dari kebijakan internal negara tujuan hingga perubahan harga komoditas di pasar global. “Penurunan ekspor ini di pengaruhi oleh situasi yang kurang menguntungkan di beberapa negara mitra dagang utama. Baik dari sisi harga maupun volume,” jelasnya.

Tantangan dan Prospek Kedepan

Dengan penurunan ekspor batu bara, besi dan baja. Serta CPO pada Januari 2025, Indonesia di hadapkan pada tantangan berat dalam menjaga daya saing komoditas-komoditas unggulannya di pasar internasional. Namun, BPS dan pemerintah berharap dapat mengoptimalkan langkah-langkah untuk mendorong ekspor pada bulan-bulan mendatang.

Meskipun kondisi ekonomi global masih penuh ketidakpastian, para pelaku industri berharap ada pemulihan permintaan, terutama pada komoditas batu bara dan CPO. Pemerintah juga terus berupaya memperbaiki sektor hilir dari komoditas-komoditas ini untuk menambah nilai tambah dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional.

“Simak Juga: Petani Sigi Menemukan Peluang Baru dengan Bawang Merah”

Scroll to Top