Conveyor Belt, Jalan Raya dari Tokyo ke Osaka

Bossmoonvape – Jepang, negara yang selalu dikenal dengan inovasi teknologinya, meluncurkan sebuah proyek yang mungkin terdengar futuristik: “Conveyor Belt Road” atau jalan arus otomatis yang menghubungkan dua kota besar, Tokyo dan Osaka. Proyek ini bertujuan untuk mengatasi masalah kekurangan pengemudi truk dengan menggunakan teknologi transportasi otomatis yang tidak hanya efisien tetapi juga ramah lingkungan.

Mengatasi Kekurangan Supir Truk dengan Sistem Otomatis

Masalah utama yang di hadapi Jepang saat ini adalah kekurangan supir truk. Dengan jumlah pengemudi yang terus menurun dan permintaan pengiriman barang yang terus meningkat, sektor logistik di negara ini berada dalam kondisi yang cukup krisis. Menanggapi hal ini, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata (MLIT) Jepang mengusulkan sebuah solusi yang revolusioner: membangun sebuah jalan otomatis sepanjang 500 km yang menghubungkan Tokyo dan Osaka.

Wakil Direktur Senior MLIT, Yuri Endo, menjelaskan bahwa pendekatan baru ini mengharuskan adanya “ruang khusus” di jalan raya untuk logistik, memanfaatkan sistem transportasi otomatis yang dapat beroperasi 24 jam tanpa pengemudi.

Konsep “Auto Flow-Road” yang Canggih

Proyek Conveyor Belt ini, yang di kenal dengan nama Auto Flow-Road, di rancang untuk membangun koridor tiga jalur yang terpisah dari jalan raya utama. Dalam koridor ini, kendaraan tanpa pengemudi yang akan mengangkut kargo dalam bentuk kotak-kotak logistik akan melaju dengan kecepatan sekitar 30 km per jam.

Sebuah video animasi yang di publikasikan oleh MLIT memberikan gambaran jelas tentang bagaimana koridor ini akan berfungsi. Jalan tersebut akan memiliki jalur terpisah di tengah highway yang sudah ada, dengan terowongan bawah tanah sebagai bagian dari infrastruktur keseluruhan. Di dalamnya, kotak-kotak kargo berukuran 1,8 x 1,1 x 1,1 meter akan bergerak tanpa pengemudi, di muat dan di turunkan menggunakan mesin otomatis.

“Baca Juga Di Aplikasi BMV Khilafers”

Proyek Dimulai dengan Koridor 100 km

Meskipun rencananya adalah membangun koridor otomatis sepanjang rute Tokyo-Osaka. Proyek ini akan di mulai dengan bagian pertama sepanjang 100 km, yang mencakup daerah-daerah dengan tingkat kemacetan lalu lintas tinggi. Ini adalah langkah awal yang penting sebelum akhirnya membentang sepanjang lebih dari 500 km, menghubungkan dua kota terbesar di Jepang.

Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk mempermudah distribusi barang di Jepang. Tetapi juga untuk mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di jalur utama antara kedua kota besar tersebut.

Pengujian sistem otomatis ini di rencanakan akan di mulai pada tahun 2027. Dengan harapan bahwa seluruh koridor akan selesai pada pertengahan tahun 2030-an. Jika proyek ini berhasil, di perkirakan 120.000 hingga 140.000 ton kargo per hari akan dapat di angkut melalui jalan ini. Yang tentunya akan meningkatkan efisiensi dan mengurangi ketergantungan pada pengemudi truk manusia.

Salah satu tujuan utama dari proyek ini adalah untuk mengurangi emisi karbon dan dampak lingkungan dari transportasi konvensional. Dengan sistem yang sepenuhnya otomatis, pengurangan emisi akan menjadi salah satu keuntungan besar. Seiring dengan upaya Jepang untuk mencapai target keberlanjutan lingkungan.

Masa Depan Transportasi Otomatis

Meskipun pengurangan emisi karbon merupakan tujuan jangka panjang, kekurangan pengemudi truk tetap menjadi pendorong utama dari proyek ini. Jepang, yang di kenal dengan kemajuan teknologinya, terus berinovasi untuk menciptakan solusi logistik yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Dengan proyek “Conveyor Belt Road” ini, Jepang mungkin sedang membuka jalan bagi era baru transportasi otomatis. Di mana teknologi tidak hanya membantu mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja. Tetapi juga meningkatkan efisiensi distribusi barang di seluruh dunia. Apakah proyek ini akan menjadi model bagi negara lain? Kita tunggu saja perkembangannya!

“Simak Juga: Pesan WhatsApp Telah Dibaca Meskipun Centang Biru Dimatikan?”

Scroll to Top