Bossmoonvape – Bapanas ungkap alasan di balik rencana impor gula kristal mentah (raw sugar) sebanyak 200 ribu ton pada tahun ini. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa langkah ini di ambil untuk mengatasi lonjakan harga gula konsumsi yang mulai mempengaruhi inflasi di Indonesia. Bapanas juga mengingatkan pentingnya penguatan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk menjaga stabilitas harga pangan.
Kenaikan Harga Gula Menyumbang Inflasi
Bapanas ungkap bahwa harga gula konsumsi di Indonesia mulai mengalami kenaikan yang signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga gula pasir sudah mulai merangkak naik sejak Januari 2025. Hal ini berkontribusi pada inflasi, dengan angka 1,4% yang cukup memberi tekanan pada daya beli masyarakat. Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa untuk mengantisipasi gejolak harga gula lebih lanjut, pemerintah perlu memperkuat cadangan gula yang ada.
“Kita bicara untuk peningkatan CPP, karena CPP gula ini perlu. Tadi harga gula di laporkan BPS, harganya mulai bergerak naik. Kontribusi inflasinya 1,4%, sehingga kita semua memerlukan tambahan berupa raw sugar yang nanti akan di proses untuk CPP,” ujar Arief dalam keterangannya, Kamis (13/2/2025).
Impor gula ini akan di lakukan oleh BUMN pangan, yang bertugas memastikan bahwa pengadaan raw sugar tidak akan memberikan dampak negatif pada petani lokal, terutama yang sedang memanen hasil pertaniannya.
“Baca Juga Di Aplikasi BMV Khilafers”
Tujuan Impor untuk Stok Cadangan Pangan Pemerintah
Arief juga menekankan bahwa impor gula ini bukan karena adanya kekurangan produksi di dalam negeri. Meskipun kebutuhan konsumsi gula di Indonesia masih cukup terjaga, dengan estimasi stok CPP pada 12 Februari 2025 hanya mencapai 14,47% dari kebutuhan bulanan, langkah ini di ambil untuk menjaga stok cadangan pangan di level yang aman. Menurutnya, impor raw sugar ini bertujuan untuk memperkuat stok gula yang di miliki pemerintah. Yang nantinya dapat di gunakan untuk intervensi harga jika terjadi lonjakan harga yang signifikan.
“Jadi, impor ini bukan dalam bentuk gula kristal putih (GKP), melainkan raw sugar yang akan di proses menjadi gula konsumsi untuk memperkuat stok CPP,” jelasnya lebih lanjut. Arief menambahkan, jumlah gula yang di impor ini di perkirakan cukup untuk kebutuhan konsumsi bulan Maret 2025, yang cenderung meningkat karena berbarengan dengan bulan Ramadan.
Proyeksi Produksi dan Ketersediaan Gula di Dalam Negeri
Bapanas ungkap bahwa meskipun impor gula di lakukan. Proyeksi produksi gula kristal putih dalam negeri juga di perkirakan akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan. Pada Mei 2025, estimasi produksi di perkirakan mencapai 166 ribu ton. Yang akan meningkat pesat pada puncak panen raya pada Agustus 2025, yang di perkirakan mencapai 621 ribu ton.
Dengan demikian, Bapanas optimis kebutuhan konsumsi tahunan sebanyak 2,841 juta ton akan dapat di penuhi oleh produksi lokal. Namun, untuk memastikan ketersediaan gula yang stabil sepanjang tahun dan menjaga kestabilan harga. Cadangan pangan pemerintah harus di kelola dengan baik. Arief menyebutkan bahwa harga gula dunia juga berperan penting dalam perencanaan ini. Di mana harga gula internasional mengalami penurunan pada Januari 2025, memberi kesempatan untuk impor dengan harga yang lebih terjangkau.
“Kita akan bersurat kepada Menteri BUMN untuk memastikan pelaksanaan impor ini berjalan sesuai dengan rencana dan tidak berdampak negatif pada petani,” pungkas Arief.
“Simak Juga: Peternak Ayam Terjepit Dominasi Perusahaan Integrator”