Badan Pusat Statistik, Indonesia Impor 38,5 Juta Ton Beras di 2024

Bossmoonvape – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa Indonesia telah mengimpor beras sebanyak 3,85 juta ton dari Januari hingga November 2024. Angka ini menunjukkan lonjakan signifikan di bandingkan tahun lalu, yang hanya tercatat sebesar 2,53 juta ton pada periode yang sama. Peningkatan ini menunjukkan kebutuhan beras yang terus meningkat di dalam negeri. Meskipun sektor pertanian Indonesia sudah menghasilkan produk beras yang cukup besar.

Kenaikan Impor Beras, Mayoritas Dari Thailand dan Vietnam

Dari total 3,85 juta ton beras yang di impor, sebagian besar berasal dari dua negara utama, yakni Thailand dan Vietnam. Thailand menjadi negara pemasok terbesar dengan volume 1,19 juta ton, atau sekitar 31 persen dari total impor beras Indonesia. Sementara itu, Vietnam juga menyuplai hampir sama banyaknya, yakni 1,12 juta ton, yang mencakup sekitar 29 persen dari impor total.

Selain kedua negara tersebut, Indonesia juga mengimpor beras dari negara-negara lain. Myanmar menyumbang sekitar 663.410 ton beras, Pakistan mengirimkan 642.140 ton, dan India memasok sebanyak 205.800 ton. Dengan kontribusi yang bervariasi, beras impor ini semakin memperkaya variasi pasokan beras di pasar domestik.

“Baca Juga Di Aplikasi BMV Khilafers”

Jenis Beras Impor yang Mendominasi

Impor beras Indonesia pada 2024 di dominasi oleh jenis beras tengah giling, yang merupakan beras yang telah di giling sepenuhnya. Jenis ini mencakup sekitar 88,20 persen dari total impor beras, dengan volume mencapai 3,39 juta ton. Sementara itu, beras jenis lain yang lebih spesifik. Seperti beras dengan kode HS10064090 (beras pecah), hanya menyumbang 11,3 persen, atau sekitar 434.820 ton.

Amalia Adininggar Widyasanti, Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), juga mencatat bahwa meskipun beras basmati dan beras pecah juga di impor, jumlahnya jauh lebih kecil di bandingkan beras jenis tengah giling. Impor beras dari luar negeri ini semakin menunjukkan dominasi beras giling dalam konsumsi masyarakat Indonesia, yang berimbas pada kebutuhan impor yang cukup besar.

Dengan peningkatan jumlah impor beras yang signifikan, Indonesia semakin bergantung pada pasar luar negeri untuk memenuhi kebutuhan konsumsi beras domestik. Pemerintah dan sektor terkait perlu mencermati faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan impor beras ini agar bisa menyeimbangkan kebutuhan pasar dengan produksi dalam negeri.

“Simak Juga: Diskon Listrik 50%, Solusi Ringankan Beban Rumah Tangga”

Scroll to Top