Bossmoonvape – Bayi prematur, terutama yang lahir sebelum usia kehamilan 29 minggu, memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi di bandingkan bayi yang lahir cukup bulan. Salah satu masalah yang sering di hadapi adalah infeksi virus RSV (Respiratory Syncytial Virus), yang dapat menyebabkan bronkiolitis dan pneumonia. Ini adalah kondisi pernapasan yang serius dan berpotensi fatal. Terutama bagi bayi prematur yang belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang sempurna.
Pentingnya Perawatan Multidisiplin untuk Bayi Prematur
Dokter spesialis anak, Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K), Konsultan Neonatologi. Menekankan bahwa bayi prematur memerlukan perawatan yang lebih intensif dan pendekatan multidisiplin untuk mengurangi risiko komplikasi yang mungkin terjadi. Perawatan ini melibatkan orang tua dan tim medis yang bekerja sama untuk memastikan bayi mendapatkan perhatian yang optimal. “Perawatan bayi ini harus di lakukan dengan pendekatan yang holistik untuk mengurangi potensi risiko infeksi dan komplikasi kesehatan lainnya,” ujar Prof. Rinawati.
“Baca Juga Di Aplikasi BMV Khilafers”
RSV dan Dampaknya pada Bayi Prematur
RSV adalah virus pernapasan yang dapat menyerang sistem pernapasan bayi, terutama mereka yang masih prematur. Infeksi RSV dapat menimbulkan gejala ringan, seperti flu, hingga gangguan pernapasan yang serius. Ini memiliki risiko dua kali lebih tinggi untuk dirawat di rumah sakit akibat infeksi RSV, yang seringkali memerlukan perawatan intensif. Infeksi ini juga dapat menyebabkan penurunan oksigen dalam darah dan memperburuk kondisi medis lain yang terkait dengan kelahiran prematur. Seperti Bronkopulmoner Displasia (BPD) dan penyakit jantung bawaan. Oleh karena itu, orang tua dan tenaga medis harus waspada terhadap gejala infeksi RSV dan segera memberikan perawatan yang di perlukan.
Meningkatkan Kesadaran dan Edukasi tentang Kelahiran Prematur
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, Indonesia mencatatkan angka kelahiran prematur yang cukup tinggi, dengan prevalensi mencapai 29,5 per 1.000 kelahiran hidup. Hal ini menempatkan Indonesia di peringkat kelima dunia dengan sekitar 657.700 kasus kelahiran prematur setiap tahunnya. Oleh karena itu, AstraZeneca Indonesia, bekerja sama dengan Yayasan Premature Indonesia, mengadakan edukasi mengenai pentingnya menjaga kualitas hidup bayi prematur. Edukasi ini di harapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya RSV dan langkah-langkah yang bisa di ambil untuk melindungi bayi prematur dari infeksi berbahaya.
Dengan meningkatkan pemahaman tentang risiko dan perawatan ini, di harapkan kualitas hidup mereka dapat terjaga, baik saat ini maupun di masa depan.
“Simak Juga: Perempuan Memiliki Hak Penuh Untuk Deteksi Dini Kanker Serviks”