PMK Mengancam Pasokan Daging Impor, Apa Dampaknya?

Bossmoonvape – Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kini melanda Indonesia memberi dampak serius pada sektor peternakan, khususnya pasokan daging sapi impor. Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) memperingatkan bahwa wabah ini berpotensi mengakibatkan kelangkaan daging impor di pasaran, serta lonjakan harga yang tak terhindarkan. Terutama setelah ada pembatasan lalu lintas hewan antar daerah yang diperketat guna mengendalikan penyebaran penyakit tersebut.

Menurut Sekretaris Jenderal Aspidi, Suhandri, dampak wabah PMK terhadap distribusi daging sapi cukup signifikan. Pasalnya, pengawasan ketat terkait pergerakan hewan ternak antar daerah menghambat aliran pasokan daging ke berbagai wilayah. Suhandri menambahkan, meskipun saat ini stok daging sapi impor masih terbilang aman, ketidakpastian distribusi ke depan bisa memicu kekosongan pasokan dan harga yang semakin melonjak.

Pembatasan Distribusi dan Potensi Kelangkaan Daging

Penyebaran wabah PMK yang sangat cepat membuat Kementerian Pertanian (Kementan) memperketat peraturan terkait pergerakan hewan ternak antar daerah. Hal ini tertuang dalam surat Direktur Kesehatan Hewan yang memperbarui situasi penyakit pada awal Januari 2025. Suhandri berharap agar Kementan segera memperbarui informasi lalu lintas hewan dan menyebarluaskannya kepada para pengimpor daging. Hal ini penting agar para pengimpor bisa mengantisipasi daerah mana yang masih aman untuk menerima daging impor dan daerah mana yang terhambat karena pembatasan lalu lintas hewan.

Meskipun stok daging sapi impor di beberapa daerah masih cukup aman, ketidakpastian pembaruan data distribusi bisa berisiko menyebabkan kekosongan pasokan. Jika situasi ini berlangsung lama tanpa ada pemutakhiran informasi, harga daging sapi impor diprediksi akan meningkat tajam.

“Baca Juga Di Aplikasi BMV Khilafers”

Penyebaran Wabah PMK yang Cepat dan Meningkatnya Risiko Gelombang Kedua

Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi di sebabkan oleh virus RNA yang sangat menular dan dapat menyebar dengan cepat melalui udara. Virus ini tidak hanya menular secara langsung antar hewan. Tetapi juga bisa berpindah melalui udara, sehingga bahkan hewan yang terpisah jauh pun bisa tertular. Profesor Aris Haryanto, pakar dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Menjelaskan bahwa penyebaran virus PMK kali ini terbilang cepat, bahkan bisa menjangkau hingga jarak 200 kilometer.

Penyebaran yang masif ini di perkirakan berkaitan dengan vaksinasi yang belum di laksanakan secara menyeluruh dan teratur. Meskipun gelombang pertama sudah sempat di lakukan vaksinasi, namun penurunan jumlah vaksinasi di wilayah tertentu menyebabkan lonjakan kasus pada gelombang kedua. Peternak yang sudah mengurangi vaksinasi menganggap situasi sudah terkendali, padahal virus PMK ini kembali menyebar dengan cepat.

Dengan situasi yang masih belum sepenuhnya terkendali, para pengimpor dan masyarakat harus siap menghadapi dampak panjang dari wabah ini. Yang tidak hanya mempengaruhi pasokan daging sapi, tetapi juga harga jual yang semakin meroket.

“Simak Juga: Prabowo Subianto Ungkap Minat Jepang untuk Berkolaborasi”

Scroll to Top